PEGAGA: Centella asiatica (L.) Urban

Pendahuluan
Dalam perobatan veteriner maupun penelitian biomedis penggunaan obat herbal juga menjadi alternative yang dipertimbangkan selain penggunaan obat yang telah diproduksi secara meluas, namun penggunaan obat herbal harus diteliti lebih mendalam karena terdapatnya variasi bahan aktif yang terkandung dalam suatu tanaman obat yang mungkin juga memberi efek yang beragam. Oleh karena ini perlu diteliti lebih lanjut efek suatu tanaman obat terhadap fungsi fisiologis, pathologi, efek samping, komplikasi serta dosis obat yang efektif. Salah satu tanaman obat yang berpotensi yaitu Pegaga (Centella asiatica (L.) Urban).

Taksonomi dan Morfologi Pegaga

Centella asiatica (L.) Urban atau yang dikenal dengan nama pegagan atau daun kaki kuda merupakan salah satu tanaman obat yang dapat ditemukan di daerah subtropis dan tropis seperti Indonesia. Secara taksonomi pegagan ini berdasarkan Unites State Department of Agriculture-Natural Resources Concervation Service (USDA-NRCS) diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom - Plantae, Subkingdom - Tracheobionta (tumbuhan berpembuluh), Superdivisi - Spermatophyta (menghasilkan biji), Divisi - Magnoliophyta (tumbuhan berbunga), Kelas - Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil), Ordo - Apiales, Famili - Apiaceae / Umbiliferae, Genus - Centella, Spesies - Centella asiatica (L.) Urban (USDA-NRCS, 2011)


Secara morfologi, pegagan merupakan tanaman menjalar yang memiliki tinggi hingga 15 cm dengan akar berbentuk vertikal. Dari perakaran akan tumbuh stolon dengan setiap stolon akan tumbuh tunas yang menjadi cikal bakal tanaman baru yang membentuk beberapa tangkai dengan daun tunggal. Helai daun memiliki panjang sekitar 2-6 cm dan lebar 1,5-5 cm yang berbentuk seperti ginjal (reniformis) dengan tepi bergerigi. Bunga dari tanaman ini berwarna putih, ungu atau merah muda yang tersusun dalam karangan berupa payung. Bunga selanjutnya berkembang menjadi buah yang berbentuk lonjong dengan pericap yang keras dan tebal (Singh et al., 2010; USDA-NRCS, 2011).


Gambar 1. Centella asiatica (L.) Urban atau pegagan. (A) Daun pegagan berbentuk seperti ginjal dengan tepi bergerigi (panah hitam). Daun tersebut tumbuh pada tangkai yang berasal dari stolon (panah merah) (CIRAD, 2001).  (B) Pegagan memiliki bunga berwarna putih yang tersusun dalam karangan berbentuk berupa payung (Singh et al., 2010)



Gambar 2. Skema morfologi herba Centella asiatica (L.) Urban atau daun kaki kuda atau pegagan. (1) Herba pegagan dengan susunan daun dalam roset akar, (2) Tangkai daun dengan pangkal menyerupai pelepah, (3) dan (4) Susunan tulang daun, (5) Stolon dengan tunas, bunga dan akar yang tumbuh pada stolon, (6) Bunga dan (7) Buah (CIRAD, 2001).


Bahan Aktif dan Khasiat Pegaga

Menurut Singh et al. (2010), secara umum kandungan bahan aktif yang ditemukan dalam pegagan meliputi: triterpenoid, phenolic compounds, alkaloid, asam lemak, glycosides, dan beberapa asam amino lain serta vitamin B, dan C. Triterpenoid pada pegagan terdiri dari asiatic acid, asiaticoside, centelloside, madecassoside, madecassic acid, brahmoside, brahminoside, thankuniside, sceffoleoside, centellose, asiatic-, brahmic-, dan centellic- (Inamdar et al., 1996; James dan Dubery, 2009). Phenolic compound terdiri dari phenolic acid, flavonoid, dan tannins (Zainol et al., 2003). Senyawa aktif yang paling banyak terkandung pada pegagan yaitu triterpenoid dan flavonoid, sedangkan alkaloid kadarnya cenderung tidak ada atau sedikit (Kurniawati et al., 2005). Bahan aktif pada pegagan seperti asiaticoside, madecassoside, dan flavonoid memiliki efek sebagai antioksidan yang dapat melindungi sel dari radikal bebas dan antiinflamasi (Mook-Jung et al., 1999; Pittella et al., 2009; Li et al., 2009).

Sebagai antioksidan, pegagan telah dikenal sebagai tanaman obat yang dapat melindungi sel dari kerusakan akibat stres oksidatif oleh reactive oxygen species (ROS) (Hamid et al., 2002; Hussin et al., 2007) seperti melindungi DNA dan membran sel akibat radiasi sinar gamma (Joy dan Nair, 2009). Pada proses awal penyembuhan luka pegagan juga memiliki peranan sebagai antioksidan (Shukla et al., 1999; Ermertcan et al., 2008) serta dapat memicu angiogenesis yang dipengaruhi oleh adanya peningkatan monocyte chemoattractant protein-1 pada keratinosit dan interleukin 1 β (IL-1 β)   pada makrofag    yang menstimulasi vascular endothelial growth factor (VEGF) untuk proses pembentukan pembuluh darah baru sebagai efek dari asiaticoside yang terkandung dalam pegagan (Kimura et al., 2008).


Gambar 3. Struktur kimia triterpenoid yang terdiri dari (1) asiatic acid, (2) asiaticoside, (3) madecassic acid, dan (4) madecassoside (Kim et al., 2009).

Sebagai anti-inflamasi, pegagan mampu menghambat ekspresi sitokin pro-inflamasi seperti tumor necrotic factor-α (TNF-α), IL-6, prostaglandine E2 (PGE2), cyclooxygenase-2 (COX-2) dan meningkatkan ekpresi sitokin anti-inflamasi seperti IL-10 (Li et al., 2009). Pegagan juga berperan sebagai anti-trombotik dengan menghambat reaksi trombosit (Satake et al., 2007) dan anti-ulser lambung dengan cara meningkatkan angiogenesis dan proliferasi sel-sel epithelial melalui peningkatan ekspresi basic fibroblast growth factor (bFGF) (Cheng et al., 2004).  

Pegagan juga berpotensi sebagai alternatif terapiterhadap tumor. Pegagan bersifat sitotoksin terhadap sel-sel melanoma, kanker payudara manusia, dan glioma pada tikus (Pittella et al., 2009). Pegagan juga menginduksi apoptosis pada glioblastoma (Cho et al., 2006) dan cell cycle arrest pada sel-sel kanker kolon (Bunpo et al., 2005).

Pegagan juga bersifat neuroproteksi seperti melindungi neuron dari efek induksi pentylenetetrazole (PTZ). PTZ biasa digunakan untuk menginduksi seizure dengan cara meningkatkan level asetilkolin (ACh), menurunkan level asetilkolinesterase (AChE) (Visweswari et al., 2010), meningkatkan level radikal bebas, dan menurunkan level glutathion (endogenous antioksidan) (Gupta et al., 2003). Pemberian pegagan dapat melindungi neuron dari eksitotoksin dengan menurunkan akumulasi ACh, meningkatkan level AChE (Rao et al., 2005; Visweswari et al., 2010), menurunkan level lipid peroksidasi dan meningkatkan level glutathion (Gupta et al., 2003; Kumar dan Gupta, 2003). Pemberian pegagan juga  melindungi neuron hippocampus pada periode postnatal akibat stress prenatal (Madhyastha et al., 2010). Pegagan dapat menjadi anti-depresant dari efek triterpene yang mampu menurunkan ketidakmampuan dalam mobilisasi saat swimming force test (Chen et al., 2003), menurunkan kadar kortikosteron dan meningkatkan kadar serotonin (Chen et al., 2005).

Pada model Alzheimer, pemberian pegagan dapat melindungi dari gejala penurunan kognisi (Kumar dan Gupta, 2003), melindungi sel dari toksisitas β-amyloid (Mook-Jung et al., 1999) dan mampu menurunkan level β-amyloid (Dhanasekaran, 2009). Pegagan juga mempengaruhi morfologi neuronal dengan menstimulus pertumbuhan dendrit (Rao et al., 2005) berupa peningkatkan percabangan pada apikal dan basalis di area intersection dan branching point (Gadahad et al., 2008), mempercepat perbaikan neuronal berupa regenerasi aksonal berupa peningkatan jumlah akson, ukuran dan ketebalan myelin serta perpanjangan  neurit (Soumyanath et al., 2005). Pegagan juga meningkatkan fungsi otak dengan meningkatkan kemampuan learning dan memori (Rao et al., 2005; Madhyastha et al.,2010; Jared, 2010).

Daftar Pustaka

Bunpo, P., Kataoka, K., Arimochi, H., Nakayama, H., Kuwahara, T., Ohnishi, Y., dan Vinitketkumnuen, U., 2005. Centella asiatica extract induced cell cycle arrest in caco-2 human colon cancer cells. Chiang Mai Medical Bulletin, 44(1):21-28.

Centre De Coopération Internationale En Recherche Agronomique Pour Le Développement (CIRAD), 2001. Centella asiatica L urban dalam Malherboligies Tropicale. http://malherbologie.cirad.fr/Advenrun/especes/ c/cllas/cllas.html, diakses 18 Juni 2011.

Chen, Y., Han, T., Qin, L., Rui, Y., dan Zheng, H., 2003. Effect of total triterpenes from Centella asiatica on the depression behavior and concentration of amino acid in forced swimming mice. Zhong Yao Choi, 26(12):870-873.

Chen, Y., Han, T., Rui, Y., Yin, M., Qin, L., dan Zheng, H., 2005. Effect of total triterpenes of Centella asiatica on the corticosterone levels in serum and contents of monoamine in depression rat brain. Zhong Yao Choi, 28(6):492-496.

Cheng, C.L., Guo, J.S., Luk, J., Koo, M.W.L., 2004. The healing effect of Centella extract and asiaticoside on acetic acid induced gastric ulcers in rats. Life Sciences, 74:2237-2249.

Cho, C.W., Choi, D.S., Cardone, M.H., Kim, C.W., Sinskey, A.J., dan Rha,C., 2006. Glioblastoma cell death induced by Asiatic acid. Cell Biology and Toxicology, 22:393-408.

Dhanasekaran,M., Holcomb, L.A., Hitt, A.R., Tharakan, B., Porter, J.W., Young, K.A., dan Manyam, B.V., 2009. Centella asiatica extract selectivity decreases amyloid β levels in hippocampus of alzheimer’s disease animalmodel. Phytotherapy Research, 23:14-19.

Ermertcan, A.T., Inan, S., Ozturkcan, S., Bilac, C., dan Cilaker, S., 2008. Comparison of the effects of collagenase and extract of Centella asiatica in an experimental model of wound healing: An immunohistochemical and histopathological study. Wound Repair and Regeneration, 16:674-681.

Gadahad, M.R.K., Rao, M., dan Rao, G., 2008. Enhancement of hippocampal CA3 neuronal dendritic arborization by Centella asiatica (Linn) fresh leaf extract treatment in adult rats. Journal of The Chinese Medical Association, 71(1):6-13.

Gupta, Y.K., Kumar, M.H.V., dan Srivastava, A.K., 2003. Effect of Centella asiatica on pentylenetetrazole-induced kindling, cognition and oxidative  stress in rats. Pharmacology, Biochemistry and Behavior, 74:579-585.

Hamid, A.A., Shah, Z. Md., Muse, R., dan Mohamed, S., 2002. Characterisation of antioxidative activities of various extracts of Centella asiatica (L) Urban. Food Chemistry, 77:465-469.

Hussin, M., Abdul-Hamid, A., Mohamad, S., Saari, N., Ismail, M., dan Bejo, M.H., 2007. Protective effect of Centella asiatica extract and power on oxidative stress in rats. Food Chemistry, 100:535-541.

Inamdar, P.K., Yeole, R.D., Ghogare, A.B., dan de Souza, N.J., 1996. Determination of biologically active constituents in Centella asiatica. Journal of Chromatography A, 742: 127-130.

James, J.T., dan Dubery, I.A., 2009. Pentacyclin Triterpenoids from the medicinal herb, Centella  asiatica (L.)Urban. Molecules, 14:3922-3941.

Jared, S.R., 2010. Enhancement of memory in rats with Centella asiatica. Biomedical Research, 21(4):429-432.

Joy, J., dan Nair, C.K.K., 2009. Protection of DNA and membranes from gamma-radiation induced damages by Centella asiatica. Journal of Pharmacy and Pharmacology. 61:941-947.

Kim, W-J., Kim, J., Veriansyah, B., Kim, J-D., Lee, Y-W., Oh, S-G., dan Tjandrawinata, R., 2009. Extraction of bioactive component from Centella asiatica using subcritical water. The Journal of Supercritical Fluids, 48:211-216.

Kimura, Y., Sumiyoshi, M., Samukawa, K-i., Satake, N., dan Sakanaka, M., 2008. Facilitating action of asiaticoside at low doses on burn wound repair and its mechanism. European Journal of Pharmacology, 584:415-423.

Kumar, M.H.V., dan Gupta, Y.K., 2003. Effect of Centella asiatica on cognition and oxidative stress in an intracerebroventricular streptozotocin model of alzhemer’s disease in rats. Clinical and Experimental Pharmacology and Physiology. 30:336-342.

Kurniawati, A., Darusman, L.K., dan Rachmawaty, R.Y., 2005. Pertumbuhan, produksi dan kandungan triterpemoid dua jenis pegagan (Centella asiatica L. Urban) sebagai bahan obat pada berbagai tingkat naungan. Buletin Agronomi, 33(3):62-67.

Li, H., Gong, X., Zhang, L., Zhang, Z., Luo, F., Zhou, Q., Chen, J., dan Wan, J., 2009. Madecassoside attenuates inflammatory response on collagen-induced arthritis in DBA/1 mice. Phytomedicine, 16:538-546.

Madhyastha, S., Somayaji, S.N., Bairy, K.L., Prakash, dan Madhyastha, P., 2007. Neuroprotective effect of Centella asiatica leaf extract treatment on cognition and hippocampal morphology againt prenatal stress. Thai Journal of Physiological Sciences, 20(2):79-88.

Mook-Jung, I., Shin, J-E., Yun, S.H., Huh, K., Koh, J.Y., Park, H.K., Jew, S-S., dan Jung,M.W., 1999. Protective effects of asioticoside derivatives against beta-amyloid neurotoxicity. Journal of Neuroscience Research, 58:417-425.

Pittella, F., Dutra, R.C., Junior, D.D., Lopes, M.T.P., dan Barbosa, N.R., 2009. Antioxidant and cytotoxic activities of Centella asiatica (L) Urb. International Journal of Molecular Sciences, 10:3713-3721.

Rao, S.B., Chetana, M., dan Devi, P.U., 2005. Centella asiatica treatment during postnatal period enhances learning and memory in mice. Physiology and Behavior, 86:449-457.

Rao, K.G.M., Rao, S.M., dan Rao, S.G., 2005. Centella asiatica (Linn) induced behavioural changes during growth spurt period in neonatal rats. Neuroanatomy, 4:18-23.

Satake, T., Kamiya, K., An, Y., Oishi (nee Taka), T., dan Yamamoto, J., 2007. The anti-thrombotic active constituents from Centella asiatica. Biological and Pharmaceutical Bulletin, 30(5):935-940.

Shukla, A., Rasik, A.M., dan Dhawan, B.N., 1999. Asiaticoside-induced elevation of antioxidant levels in healing wounds. Phytotherapy Research, 13:50-54.

Singh, S., Gautam, A., Sharma, A., dan Batra, A., 2010. Centella asiatica (L.): A plant with immense medicinal potential but threatened. International Journal of Pharmaceutical Sciences Review and Research, 4:9-17.

Soumyanath, A., Zhong, Y-P., Gold, S.A., Yu, X., Koop, D.R., Bourdette, D., dan Gold, B.G., 2005. Centella asiatica accelerates nerve regeneration upon oral administration and contains multiple active fractions increasing neurite elongation in-vitro. Journal of pharmacy and Pharmacology, 57:1221-1229.

USDA-NRCS., 2011. The Plants database, National Plant Data Center, Baton Rouge, LA 70874-4490 USA., http://plants.usda.gov/java/profile? symbol=CEAS (diakses 12/5/2011).

Visweswari, G., Prasad, K.S., Chetan, P.S., Lokanatha, V., dan Rajendra, W., 2010. Evaluation of the anticonvulsant effect of Centella asiatica (gotu kola) in pentylenetetrazole-induced seizures with respect to cholinergic neurotransmission. Epilepsy and Behavior, 17:332-335.  

Zainol, M.K., Abd-Hamid, A., Yusof, S., dan Muse, R. 2003. Antioxidative activity and total phenolic compound of leaf, root and petiole of four accessions of Centella asiatica (L.) Urban. Food Chemistry, 81:575-581.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Metabolisme Zinc Pada Manusia Dan Hewan (Anjing & Kucing)

PROSEDUR HISTOLOGI: PEMBUATAN BLOK PARAFFIN DAN PEMOTONGAN

Ultrasonography (Usg) dan Aplikasinya Pada Pemeriksaan Organ Reproduksi Serta Diagnosa Kebuntingan & Foetal Sexing Pada Ternak