Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober 1, 2017

Radang Paru-Paru (Pneumonia) Pada Sapi

Radang Paru-Paru (Pneumonia) Banyak factor yang dapat menyebabkan ternak terserang penyakit pneumonia Penyakit ini dapat disebabkan oleh virus maupun bakteri (table 1) serta didukung faktor-faktor predisposisi seperti kondisi kandang yang lembab, berdebu, ventilasi atau pertukaran udara yang tidak baik, penempatan hewan dari berbagai umur dalam satu tempat, jumlah ternak yang berlebih dalam satu kandang serta hewan yang berdesak-desakan ( overcrowding ), serta hygiene lingkungan yang tidak baik (Subronto, 2003). Table  2. Beberapa agen penyakit yang dapat menyebabkan pneumonia pada sapi (Subronto, 2003). Virus Infectious bovine rhinotracheitis (IBR) Parainfluenza-3 Malignant catarrhal fever (herpes virus) Bakteri Pasteurella multocida P. hemolytica Streptococcus spp Mycobacterium tuberculosis Gejala klinis Hewan yang terserang pneumonia bisa menunjukkan gejala klinis yang jelas atau tidak terlihat sehingga menimbulkan ke

Infestasi Parasit (Caplak, Cacing, Serta Protozoa) Pada Sapi

Gambar
Parasit Infestasi parasit baik ektoparasit seperti caplak serta endoparasit seperti protozoa dan cacing biasa didapati pada ternak feedlot. Infestasi Caplak dan Cacing Masalah  parasit serperti caplak dan cacing pada ternak feedlot biasanya tidak terlalu terlihat karena hewan feedlot biasanya terdiri dari sapi dewasa yang kelihatan sehat (Hamali, 1988). Gejala klinis yang terjadi seperti lesu, penurunan nafsu makan serta bulu yang kusam dan rontok. Terapi Untuk mengatasi masalah parasit seperti caplak biasanya dilakukan perendaman atau penyemburan seluruh badan ternak dengan obat tertentu seperti larutan Amitraz. Pemberian obat cacing kepada semua ternak yang akan digemukkan hendaklah dilakukan (Hamali, 1988). Penentuan obat cacing yang tepat dan sesuai dengan jenis cacing yang menginfestasi ternak merupakan hal yang harus diperhatikan. Untuk itu perlu dilakukan pemeriksaan sampel kotoran sapi. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang penggunaan obat cacing bisa dilihat p

Penyakit Mulut Dan Kuku (PMK) Pada Sapi

Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Penyakit mulut dan kuku merupakan penyakit yang sangat menular pada hewan berkuku belah. Penyakit ini disebabkan oleh virus dari famili Picornaviridae . Penular virus ini dapat terjadi secara langsung (kontak langsung) maupun tidak langsung (seperti melalui angin). Hewan dapat sembuh setelah terinfeksi PMK, namun virus PMK dapat tinggal dikerongkongan sampai 2 tahun kemudian. Manusia dapat terinfeksi penyakit ini meski jarang terjadi. Gejala klinis Hewan yang terserang PMK akan mengalami demam serta penurunan nafsu makan dan minum. Bulu tampak kusam serta lidah dan bagian mulut bagian dalam mengalami peradangan sehingga terlihat banyak air liur yang keluar (hipersalivasi) dan berbuih. Pada gusi, lidah dan pangkal lidah terbentk lepuh. Lepuh yang pecah akan membentuk tukak sehingga hewan sulit mengunyah dan air liur menetes. Lepuh juga dapat terjadi pada area hidung dan moncong. Lepuh serupa juga terajadi di antara teracak dan sekitar batas

Radang Paha (Black Leg), Radang Mata (Pink Eye) Pada Sapi

Gambar
Radang Paha ( Black Leg ) Radang paha atau black leg merupakan penyakit akibat infeksi bakteri Clostridium chauvoei yang menyebakan kaki mengalami edema serta berwarna hitam. Hewan yang terserang penyakit ini biasanya mati tiba-tiba (Akoso, 1996). Gejala klinis Ternak yang terserang penyakit ini biasanya mengalami pincang yang diikuti terjadinya peradangan dibagian atas kaki dan meluas secara cepat. Jika jaringan diraba akan terasa krepitasi yang disebabkan adanya pembentukan gas di bawah kulit yang lekat. Anggota gerak terkesan sangat sakit, nafsu makan berkurang serta proses ruminasi dapat terhenti. Perkembangan penyakit sangat cepat, hewan terdengan mendengkur dan gigi gemertak. Kematian terjadi mendadak antar 1-2 hari setelah timbul gejala, dan dapat juga terjadi pendarahan lewat hidung dan anus, sementara kulit yang luka berwarna kehitaman atau coklat gelap (Akoso, 1996) begitu juga dengan musculus yang terinfeksi akan berwarna hitam. Gambar 1. Black leg 

Diare Ganas (BVD) Pada Sapi

Diare Ganas (Bovine Viral Diarrhea / BVD) Diare Ganas (Bovine Viral Diarrhea) adalah penyakit yang disebabkan oleh Pestivirus yang menyebabkan diare terus menerus pada sapi (Akoso, 1996). Penyakit ini biasanya menyerang  sapi berumur 6-24 bulan dengan angka kemtian hingga 30% dalam suatu kumpulan ternak (Hamali, 1988).  Gejala klinis Hewan yang terserang BVD biasanya mnegalami demam serta penurunan nafsu makan. Hewan akan tampak lesu, gerakan rumen meurun, terjadi penimbunan gas di rumen. Selanjutnya hewan akan mengalmi diare yang terus menerus dengan kotoran yang sangat cair, berlendir dan terdapat titik-titik atau bekuan darah. Hewan juga akan mengalami dehidrasi serta asidosis. Pada bagian pernafasan akan terlihat leleran mukopurilent serta lesi pada mukosa hidung dengan bau nafas dan mulut yang tidak enak. Infeksi sekunder dapat menyebabkan hewan mengalami pneumonia. Hwan juga dapat menunjukkan gejala batuk dalam masa yang lama sekitar 10 hari. Lesi juga dapat dit

Asidosis Laktik (Rumenitis) Pada Sapi

Asidosis Laktik (Rumenitis) Asidosis laktik atau rumenitis merupakan penyakit yang dapat terjadi akibat ternak makan terlalu lahap ataupun akibat cara memperkenalkan makanan konsentrate yang tidak benar sehingga pengambilan karbohidrat jauh melebihi kebutuhan ternak (Hamali, 1988).  Kelebihan karbohidrat akan meningkatkan kadar asam laktat dari proses penguraian karbohidrate di rumen, sehingga derajat keasaman akan menurun dan terjadi asidosis rumen. Derajat keasaman (pH) 5.5 akan menyebabkan dinding rumen mudah mengalami luka Subronto, 2003). Bila hal ini terjadi dalam jangka yang panjang, hewan dapat mengalami rumenitis sehingga dinding rumen dan papilla menjadi tebal dan terdapat luka-luka kecil di mukosa rumen (Hamali, 1988).  Luka yang terbentuk pada dinding rumen akan menyebabkan bakteri pathogen keluar dari rumen dan mengalir melalui pembuluh darah ke organ lain seperti hati, peritoneum dan ginjal. Selain itu bakteri yang tidak tahan asam akan mati serta produksi

Kembung (Bloat) Pada Sapi

Kembung Rumen (Bloat) Kembung rumen merupakan salah satu penyakit yang sering dihadapi sapi feedlot, terutamanya apabila ternak diberi makanan konsentrat. Permasalahan kembung biasanya terjadi pada minggu pertama hingga ketiga dari saat ternak diperkenalkan dengan makanan konsentrat. Setelah tempoh tersebut, masalah kembung akan berkurangan dan tidak akan terlalu membahayakan ternak (Hamali, 1988).  Didalam faktor pakan, tanaman kacang-kacangan (leguminosae) lebih sering mengakibatkan kembung dibandingkan tanaman lain. Tanaman yang lebih muda juga lebih sering menyebabkan gangguan daripada tanaman tua. Biji-bijian yang digiling sampai halus juga lebih sering menimbulkan gangguan. Pemberian konsentrate yang berlebih dapat menyebabkan kembung. Pemecahan karbohidrat yang tinggi akan meningkatkan hasil pemecahan gula yaitu gas. Gas yang terbentuk dapat terperangkap di dalam rumen dan ingesta dan menyebabkan kembung (Subronto, 2003).   Hal ini menunjukkan jenis pakan serta sa

Kecederaan Fisik dan Kelaparan Pada Sapi

Kecederaan Fisik Kecederaan fisik secara umumnya disebabkan oleh factor pengurusan yang tidak benar ataupun faktor fasilitas yang tidak mencukupi. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan kecederaan fisik seperti: makanan yang tidak mecukupi, tempat makanan yang terbatas, kesesakan ruang, pergaduhan atau perkelahian antara ternak, serta design atau rekabentuk kandang yang tidak benar (Hamali, 1988).  Kecederaan fisik pada sapi biasanya terjadi pada kaki atau bagian tubuh lainnya. Sapi jantan mempunyai tingkah laku suka memanjat sehingga selalunya mendapat kecederaan di kaki. Bahan-bahan yang tajam seperti paku, kawat berduri, dan serpihan kayu pagar serta tempat makanan dapat menyebabkan kecederaan pada ternak (Hamali, 1988).  Gejala klinis Terdapat luka di tubuh hewan. Apabila kecederaan terjadi di kaki, hewan akan sulit berdiri ataupun sulit berjalan atau pincang. Terapi Luka pada bagian kaki biasa dianggap ringan oleh peternak, namun luka yang dibiarkan terus men

PERMASALAHAN PENYAKIT PADA SAPI FEEDLOT

Feedlot merupakan sistem peternakan sapi di dalam kandang dan sapi-sapi tersebut digemukkan dalam jangka masa tertentu sebelum dipasarkan. Permasalahan penyakit merupakan salah satu penyebab terjadinya penurunan prestasi ternak serta berpengaruh penting terhadap faktor kerugian yang dihadapi peternak (Hamali, 1988).  Hewan dalam sistem feedlot yang dipelihara dikandang harus diberi alas yang baik, kering dan empuk. Sanitasi lingkungan harus diusahakan secara baik, bersih dari kotoran, jauh dari kemungkinan serangan penyakit (Akoso, 1996), serta didukung dengan sistem biosekuriti yang baik. Status kesehatan sapi dapat dilihat dari gambaran tingkah laku sapi. Sapi yang sehat akan tampak aktif, sigap, sadar, dan tanggap terhadap perubahan sekitar yang mencurigakan. Kondisi tubuh adalah seimbang , tidak terlalu gemuk atau kurus, langkah kaki mantap dan teratur, sapi berdiri dengan seimbang dan bertumpu dengan keempat kakinya, serta bila bersantai posisi punggung adalah rata. Su