Serology Beruang Madu (Sun Bear / Helarctor malayanus)


SEROLOGY

Data serology beruang madu hampir sama dengan data anjing domestic. Namun menggunakan data dari hasil pengujian beruang madu (baik dari hewan yang dipenangkaran) akan memberikan referensi pembanding yang lebih akurat. Untuk itu perlu diketahui data serology beruang madu dari berbagai sumber sebagai pembanding.  

Serology
Seperti halnya data hematology, hasil pemeriksaan serology dapat dipengaruhi oleh berbagai factor antara pemberian diet tertentu, stress, handling, penyakit, dan lain-lain. Berikut adalah data pengujian serum dari beruang madu yang berada di penangkaran seperti kebun binatang yang dapat dijadikan referensi dalam menganalisa data biokimia serum beruang madu yang akan kita tangani sebagai dokter hewan.

Tabel 3. Parameter serology beruang madu berdasarkan Bush et al. (1980), Stuhrberg (1988), dan Azlan et al. (2011).


Parameter
Bush et al. (1980)
Stuhrberg (1988)
Azlan et al. (2011)
Calcium (mmol/L)
ND
2.50 ± 0.27
2.17 ± 0.26
Inorganic phosphate (mmol/L)
ND
1.91 ± 0.29
1.62 ± 0.16
Blood Urea Nitrogen (mmol/L)
ND
1.88 ± 0.41
3.42 ± 1.56
Glucose (mmol/L)
5.11 ± 3.93
ND
5.14 ± 1.03
Cholestrol (mmol/L)
6.60 ± 2.54
ND
9.24 ± 1.83
Aspartate aminotransferase (AST) (U/L)
ND
46.00 ± 2.74
75.90 ± 20.08
Total Protein (g/L)
ND
85.47 ± 7.12
72.50 ± 7.38
Albumin (g/L)
ND
48.95 ± 0.11
28.53 ± 4.50
ND = no data


Tabel 4. Parameter serology beruang madu berdasarkan sex (jantan dan betina) serta umur (dewasa dan sub-dewasa) (Azlan et al., 2011).


Parameter
Sex
  Umur
Jantan
Betina
Dewasa
(> 10 tahun)
Sub-dewasa
(6-10 tahun)
Sodium (Na) (mmol/L)
134  ± 1.11
(133.6-135.9)
135.66  ± 3.02
(132.9-145.3)
135.48  ± 3.03
(132.9-145.3)
132.25  ± 1.53
(133.8-137.1)
Potassium (K) (mmol/L)
4.85  ± 0.33
(4.5-5.3)
5.04  ±0.64
(4.6-7.2)
5.02  ± 0.66
(4.5-7.2)
4.9  ± 0.14
(4.8-5.1)
Chloride (Cl) (mmol/L)
106.07  ± 4.23
(102.4-112.0)
104.22  ± 2.4
(100.8-111.6)
104.92  ± 3.04
(100.8-112.0)
103.47  ± 1.73
(101.6-105.0)
Calcium (Ca) (mmol/L)
2.21  ± 0.15
(2.07-2.42)
2.16  ± 0.29
(1.41-2.81)
2.13  ± 0.28
(1.41-2.81)
2.33  ± 0.11
(2.18-2.42)
Inorganic phosphate (mmol/L)
1.49  ± 0.15
(1.30-1.63)
1.66  ± 0.14
(1.44-1.84)
1.64  ± 0.17
(1.30-1.84)
1.56  ± 0.12
(1.43-1.71)
Urea (mmol/L)
2.52  ± 1.07
(1.20-3.40)
3.66  ± 1/61
(1.1-7.1)
3.38  ± 1.67
(1.1-7.1)
3.55  ± 1.20
(2.3-5.2)
Creatinine (mmol/L)
183.5  ± 26.93
(157.0-221.0)
160.0  ± 37.03
(64.0 -217.0)
166.6  ± 38.81
(64.0-221.0)
158.75  ± 24.75
(138.0-194.0)
Glucose (mmol/L)
5.62  ± 1.86
(3.8-8.2)
5.04  ± 0.73
(3.9-6.4)
5.16  ± 1.07
(3.9-8.2)
5.15  ± 1.0
(3.8-6.2)
Cholesterol (mmol/L)
9.65  ± 1.86
(8.09-12.36)
9.13  ± 1.86
(7.1-13.39)
9.29  ± 2.04
(7.1-13.39)
9.06  ± 0.59
(8.27-9.71)
Total bilirubin (µmol/L)
0.12  ± 0.12
(0.0-0.30)
1.29  ± 2.46
(0.1-7.9)
1.30  ± 2.45
(0.1-7.9)
0.07  ± 0.05
(0.0-0.1)
Conjugated bilirubin (µmol/L)
0.27 ± 0.35
(0.1-0.8)
0.12 ± 0.10
(0.1-0.5)
0.17 ± 0.2
(0.1-0.8)
0.1 ± 0.0
0.1-0.1
Alkaline phosphatase (ALT) (U/L)
43.85 ± 14.41
(28.0-63.0)
30.7 ± 8.03
(19.6-43.8)
30.3 ± 8.17
(19.6-43.8)
45.32 ± 11.89
(37.4-63.0)
Alanine aminotransferase, (ALP) (U/L)
69.5 ± 26.31
(42.0-93.0)
59.0 ± 24.45
(0.0-93.0)
62.06 ± 25.22
(0.0-93.0)
58.0 ± 24.77
(39.0-93.0)
Gamma-glutamyl transferase (GGT) (U/L)
38.0 ± 24.85
(23.0-75.0)
14.33 ± 5.53
(7.0-28.0)
16.13±6.36
(7.0-30.0)
31.25 ± 30.34
(8.0-75.0)
Amylase (U/L)
117.5 ± 81.31
(60.0-175.0)
324.1 ± 154.08
(128.0-575.0)
289.9 ± 168.75
(60.0-575.0)
288.5 ± 187.38
(156.0-421.0)
Aspartate aminotransferase
(AST) (U/L)
88.7 ± 21.05
(64.4-115.8)
72.49 ± 19.08
(45.7-111.6)
74.48 ± 18.46
(45.7-111.6)
81.22 ± 27.95
(48.5-115.8)
Creatinine kinase
(CK) (U/L)
218.75 ± 177.56
(89.0-479.0)
125.73 ± 65.34
(51.0-281.0)
124.06 ± 61.26
(51.0-281.0)
225.0 ± 179.79
(66.0-479.0)
Lactate dehydrogenase (LDH) (U/L)
1294.6 ± 277.31
(1032.2-1660.7)
1168.24 ± 192.31
(775.6-1557.2)
1157.2 ± 199.4
(775.6-1557.2)
1336.02 ± 216.98
(1206.8-1660.7)
Total protein (TP) (g/L)
74.02 ± 1.54
(72.8-76.0)
72.1 ± 5.81
(61.1-82.4)
71.33 ± 4.95
(61.1-78.8)
76.9 ± 4.10
(72.8-82.4)
Albumin (Alb) (g/L)
30.87 ± 4.60
(25.8-36.1)
27.90 ± 4.40
(21.7-36.2)
26.9 ± 3.43
(21.7-33.7)
34.65 ± 1.73
(33.1-36.2)
Globulin (g/L) = TP-Alb
43.15 ± 5.86
(36.7-48.7)
44.19 ± 6.46
(35.0-55.5)
44.43 ± 6.52
(35.0-55.5)
42.25 ± 5.22
(36.7-49.3)
A:G (ratio) = Alb(TP-Alb)
0.72 ± 0.22
(0.5-1.0)
0.63 ± 0.16
(0.4-0.9)
0.6 ± 0.15
(0.4-0.9)
0.85 ± 0.12
(0.7-1.0)
Total triglyceride (mmol/L)
2.37 ± 0.78
(1.37-3.23)
2.75 ± 0.56
(1.96-3.88)
2.78 ± 0.58
(1.96-3.88)
2.23 ± 0.58
(1.37-2.61)
Lipase (U/L)
0.0
(0.0)
38.5 ± 13.43
(29.0-48.0)
38.5 ± 13.43
(29.0-48.0)
0.0
(0.0)
Uric acid (µmol/L)
52.25 ± 4.58
(45.4-55.1)
50.82 ± 12.43
(26.9-68.6)
48.87 ± 11.18
(26.9-68.9)
59.55 ± 6.42
(53.9-65.7)
Lactase (mmol/L)
2.97 ± 0.09
(2.2-3.9)
3.10 ± 0.86
(2.0-5.0)
3.0 ± 0.7
(2.0-4.3)
3.35 ± 1.36
(2.0-5.0)

Perubahan level calcium dan inorganic phosphates dapat dijadikan parameter bila terjadi gangguan metabolism, namun level calcium dan inorganic phosphates juga dapat meningkat pemberian diet sehingga dalam menganalisa data serology harus dikaitkan dengan factor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan. Penurunan total protein, penurunan albumin, peningkatan aspartate aminotransferase (AST) serta peningkatan blood urea nitrogen (BUN) dapat terjadi akibat stress. Stress akan meningkatkan level cortisol sehingga terjadi peningkatan aktivitas muscular. Peningkatan AST dapat dikaitkan sebagai marker kerusakan jaringan lunak. Kerusakan jaringan lunak ini dapat terjadi akibat perlakuan handling.  Selain akibat stress, BUN juga dapat meningkat akibat adanya gangguan renal (Azlan et al., 2011).

Level gamma-glutamyl transferase (GGT) dapat digunakan untuk menentukan penyebab peningkatan alanine aminotransferase (ALP). Peningkatan GGT maupun ALP terjadi bila hewan mengalami penyakit pada saluran empedu serta adanya penyakit pada liver (hepar).Bila terjadi peningkatan GTT maka dapat diindikasikan adanya kerusakan liver (hepar) namun bersifat non spesifik (Azlan et al., 2011). Data GGT yang dilaporkan Azlan et al. (2011) sekitar 19.31 ± 15 U/L   dimana hasil ini menunjukkan level yang tinggi bila dibandingkan dengan data pada anjing yaitu sekitar 3.5 ± 1.8 U/L. Namun hasil GGT yang tinggi juga dilaporkan pada hewan lain seperti domba (33.5 ± 4.3 U/L), kambing (38 ± 13 U/L) dan babi (35 ± 21 U/L) (Azlan et al., 2011). Data GGT yang dilaporkan oleh Azlan et al. (2011) belum dikenal pasti apakah dalam range normal atau tidak karena tidak ada data beruang madu yang lain sebagai pembanding dan ada kemungkinan data GGT beruang madu secara normal lebih tinggi dari species anjing  seperti halnya pada spesies hewan lainnya (Azlan et al., 2011).

Amylase merupakan enzim yang diproduksi oleh pancreas dan glandula salivary untuk membantu dalam proses digesti karbohidrat. Bila enzim ini dibebaskan ke darah maka dapat diindikasikan bahwa pancreas dalam kondisi tidak sehat ataupun mengalami inflamasi. Data amylase  yang dilaporkan Azlan et al. (2011) yaitu  sekitar 289.66 ± 162.76 U/L dan hasil ini masih dalam range normal bila dibandingkan dengan data pada anjing yaitu 185-700 U/L. Dalam monitor kondisi pancreas, selain uji amylase dapat dilakukan uji lipase. Uji Lipase digunakan untuk membantu diagnose serta monitor pancreatitis akut, pancreatitis kronik, dan gangguan yang melibatkan pancreas (Azlan et al., 2011).

Uji creatinine kinase (CK) dapat digunakan untuk mengevaluasi penyakit neuromuscular dimana bila terjadi peningkatan level CK maka diindikasikan adanya kerusakan otot (Azlan et al., 2011).  Data creatinine yang dilaporkan Azlan et al. (2011) sekitar 145.31 ± 100.47 dimana hasil ini menunjukkan level yang tinggi bila dibandingkan dengan data pada anjing yaitu sekitar 6.25 ± 2.06 U/L. Tingginya kadar creatinine pada beruang madu mungkin dapat terjadi akibat kerusakan otot skeletal atau cardial akibat aktivitas fisikal intense semasa penangkapan seperti proses restraint baik secara kimia maupun fisikal, transport serta kondisi selama berada dalam kurungan (capture myopathy). Menangkap beruang madu juga bukan hal yang mudah dan dibutuhkan waktu 4-21 menit untuk membuat beruang tidak bergerak sepenuhnya setelah diinjeksi anastesi secara intramuscular dan selama periode ini beruang akan menunjukkan gejala eksitasi dimana terjadi peningkatan aktivitas muscular (Azlan et al., 2011). Peningkatan aktivitas ini dapat menyebabkan terjadinya anaerobic glycolysis, peningkatan level asam lactic, dan metabolic acidosis (Spraker, 1980).    


Uji trigyceride digunakan untuk menentukan lipid darah beserta kolestrol. Trigyceride tersebut merupakan bagian dari lipid yang secara mayoritas terdapat pada jaringan adipose dan berperan sebagai sumber penyimpanan lemak di tubuh. Uji lactate digunakan untuk deteksi serta evaluasi utama pada konsisi hypoxia serta asidosis lactic. Konsentrasi lactate dapat meningkat pada kondisi dimana terjadi penurunan jumlah oksigen yang tersedia sehingga meningkatkan jumlah produksi lactate dan atau penurunan proses lactate clearance (Azlan et al., 2011).


BACK TO

Postingan populer dari blog ini

Metabolisme Zinc Pada Manusia Dan Hewan (Anjing & Kucing)

PROSEDUR HISTOLOGI: PEMBUATAN BLOK PARAFFIN DAN PEMOTONGAN

Ultrasonography (Usg) dan Aplikasinya Pada Pemeriksaan Organ Reproduksi Serta Diagnosa Kebuntingan & Foetal Sexing Pada Ternak