MEMORI
Pendahuluan
Memori adalah proses mempertahankan dan menyimpan informasi yang dapat dibagi menjadi (1) short term memory (STM), yaitu memori yang bertahan mulai beberapa detik sampai beberapa jam, dan sementara itu akan terjadi pemrosesan di hippokampus dan bagian otak lainnya sehingga terjadi perubahan dalam memperkuat sinaps menjadi (2) long term memory (LTM), yang akan menyimpan memori ini bertahun-tahun hingga seumur hidup, dan lebih tahan terhadap gangguan seperti trauma dan obat-obatan dibanding STM. Walaupun proses pengkodean pada STM melibatkan hippokampus, namun LTM disimpan di berbagai region di neokorteks (Ganong, 2002). Pada manusia telah dipelajari lima macam sistem memori yaitu episodic memory, semantic memory, perceptual representation system, procedural memory, dan working memory (Eichenbaum et al.,1999). Sistem memori yang ada pada manusia tersebut juga dapat diteliti pada hewan percobaan seperti monyet ekor panjang maupun tikus tergantung jenis sistem memori tertentu. Oleh karena itu ada baikna kita juga mengetahui lebih lanjut tentang sistem memori tersebut untuk menjadi panduan penelitian yang bersifat biomedis.
1. Episodic memory
Episodic memory merupakan ingatan yang jelas tentang kejadian pada tempat dan waktu tertentu pada pribadi seseorang dimasa lalu. Peneliti di laboratorium memastikan episodic memory dengan menanyai orang untuk mengingat informasi akurat pada waktu dan tempat spesifik dimasa lalu. Kerusakan lobus temporal bagian medial termasuk formasi hippokampus memberi dampak besar terhadap episodic memory. Pasien amnesia yang berdampak pada episodic memory tidak dapat mengingat apa yang terjadi dikehidupan mereka hari demi hari yang sifatnya sebagai ingatan sementara (Eichenbaum et al.,1999).
Regio korteks prefrontal juga berperan penting terhadap episodic memory. Meskipun pasien dengan kerusakan selektif pada regio prefrontal tidak menghasilkan amnesia terhadap kejadian yang baru terjadi, namun pasien tersebut memiliki kesulitan berarti untuk mengingat kapan dan di mana kejadian tersebut terjadi. Kerusakan lobus frontal menimbulkan suatu fenomena yang menyebabkan timbulnya penyimpangan pada episodic memory seperti pasien yang mengaku mengingat kejadian yang sebenarnya tidak terjadi (Eichenbaum et al.,1999).
2. Semantic memory
Semantic memory merupakan pengetahuan umum tentang suatu kejadian dan konsep yang tidak ada hubungannya dengan waktu dan tempat tertentu. Episodic memory misalnya pasien mengingat berkunjung ke suatu tempat di kota Paris, sedangkan semantic memory berkaitan dengan pengetahuan kalau Paris adalah ibu kota Prancis. Kontribusi episodic memory adalah mengingat detail kejadian yang telah lalu, sedangkan semantic memory berupa pengalaman dari pengetahuan. Episodic memory dan sematic memory dapat digolongkan sebagai declarative memory (Eichenbaum et al.,1999).
Penambahan memori baru, baik episodic memory maupun semantic memory tergantung dari integritas regio temporal medial. Lobus temporalis regio anterior dan lateral berperan penting terhadap sistem semantic memory. Pasien dengan kerusakan lobus temporalis anterior memiliki sedikit kesulitan mengingat kejadian tertentu dimasa lalu, tapi mengalami kesulitan besar untuk memahami arti kata dan kehilangan pengetahuan sejarah yang terjadi (Eichenbaum et al.,1999).
3. Perceptual Representation System
Perceptual representation system (PRS) berperan penting dalam mengidentifikasi kata dan objek berdasarkan bentuk dan strukturnya dan dapat diklasifikasi menjadi tiga subsistem, yaitu visual berupa informasi tentang ciri-ciri fisik, audio berupa informasi bunyi, dan deskripsi struktur berupa informasi tentang hubungan antara bagian-bagian suatu objek yang dapat menetapkan struktur dan bentuk umumnya. Studi melalui PET scanning menunjukkan regio spesifik di korteks oksipital berpengaruh terhadap PRS pada subsistem visual (Eichenbaum et al.,1999). Rainer et al. (1998) mengidentifikasikan korteks prefrontal berperan terhadap representasi indra penglihatan melalui penelitian hubungan memori terhadap neuron-neuron di korteks prefrontal monyet (Macaca mulata) dan ditemukan banyak neuron-neuron korteks prefrontal yang menyampaikan informasi tentang identitas objek dan keberadaannya.
4. Procedural memory
Procedural memory berkaitan dengan penambahan keahlian dan kebiasaan yang didapat dengan latihan yang dilakukan berulang kali. Studi yang pernah dilakukan disimpulkan procedural memory tergantung pada sistem korticostriatal. Gangguan terhadap procedural memory dapat dilihat pada penderita penyakit Hungtington memiliki kesulitan untuk memperoleh keahlian motorik baru (Eichenbaum et al.,1999).
5. Working memory
Working memory seperti halnya RAM pada komputer (Molavi, 1997), merupakan sistem otak yang menyediakan tempat penyimpanan sementara, dibutuhkan untuk penyimpanan dan memproses informasi secara bersamaan (Baddeley, 1992). Working memory tergolong memori jangka pendek yang memungkinkan mengulang kembali kalimat terakhir dari sebuah percakapan, dan penyusunan kalimat (Molavi, 1997). Gangguan memori jangka pendek dialami oleh pasien dengan inisial K.F yang mengalami kerusakan lobus parietal. Pasien ini mengalami gangguan terhadap hal yang berhubungan dengan angka dan informasi verbal seperti pengulangan kata secara lisan ataupun tulisan, namun pasien tersebut masih dapat memperoleh memori jangka panjang yang baru (Eichenbaum et al., 1999).
Hubungan Korteks Serebrum dan Memori
Berdasarkan evolusinya, korteks serebrum terdiri dari arkikorteks, paleokorteks, dan neokortkes. Paleokorteks yang salah satunya terdiri dari korteks singulat memiliki peranan terhadap informasi dan memiliki kontribusi terhadap spatial learning dan memori (Sutherland et al., 1988). Bagian arkikorteks yaitu Hippokampus merupakan struktur pada otak mamalia yang berperan terhadap episodic dan declarative memory. Lesi pada hippokampus menyebabkan tidak terjadinya penyimpanan kejadian untuk jangka panjang (long-term memory). Namun keahlian masih dapat dipelajari (procedural memory). Oleh karena itu, hippokampus berperan penting dalam hal learning dan memori (Wiskott et al., 2004).
Pentingnya area neokorteks terhadap penyimpan memori ditunjukkan dengan adanya hubungan gangguan memori terhadap kerusakan area neokorteks. Kerusakan lobus frontal, terutama pada korteks motorik yang merupakan sistem kortikastiata dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada procedural memory. Kerusakan pada lobus parietal, khususnya pada area girus supramarginal dapat menyebabkan gangguan pada working memory (Eichenbaum et al., 1999). Kerusakan pada lobus temporalis memiliki dampak terhadap terhadap episodic memory. Pasien yang mengalami temporal lobectomy menunjukkan adanya kehilangan memori atau amnesia terhadap episodic memory (Viskontas et al., 2000). Kerusakan pada korteks oksipitalis yang merupakan korteks visual primer (Essen dan Drury, 1997) memiliki pengaruh pada proses dan representasi visual terhadap sistem memori yang disebut sebagai perceptual representation system (PRS) (Eichenbaum et al., 1999).
Daftar pustaka
Daftar pustaka
Baddeley, A., 1992. Working Memory. Science. 255:556-559.
Eichenbaum, H.B., Cahill, L.F., Gluck, M.A., Hasselmo, M.E., Keil, F.C., Martin, A.J., McGaugh, J.L., Murre, J., Myers C., Petrides, M., Roozendaal, B., Schacter, D.L., Simons, D.J., Smith, C.W., dan Williams, C.L., 1999. Learning and Memory: Systems Analysis, dalam Fundamental Neuroscience, Academic Press. hlm.1455-1465.
Essen, D.C.V., dan Drury, H.A., 1997. Structural and Funtional Analyses of Human Cerebral Cortex Using a Surface-Based Atlas. Neurosci. 17(18):7079-7102.
Ganong, W.F., 2002. Review of Medical Physiolog, 20th ed. (Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, ed. 20, ahli bahasa Widjajakusumah, H.M.D.), EGC, Jakarta.
Molavi, D.W., 1997. The Washing University School of Medicine Neuroscience Tutorial: Medial Temporal Lobe and Memory. http://neuroscience.wustl. edu (diakses 31/01/2007).
Rainer, G., Asaad, W.F., dan Miller, E.K., 1998. Memory Field of Neurons in The Primate Prefrontal Cortex. Proc. Natl. Acad. Sci. USA. 95:15008-15013.
Sutherland, R.J., Whishaw, I.Q., dan Kolb, B., 1988. Contribution of Cingulate Cortex to Two Forms of Spatial Learning and Memory. J. Neurosci. 8(6):1863-1872.
Viskontas, I.V., McAndrews, M.P., dan Moscovitch, M., 2000. Remote Episodic Memory Deficits In Patients with Unilateral Temporal Lobe Epilepsy and Excisions. J. Neurosci. 20(15):5853-5857.
Wiskott, L., Rasch, M.J., dan Kempermann, G., 2004. What is The Function Role of Adult Neurogenesis in Hippocampus. Institute for Theoretical Biology Humboldt-University Berlin, Germany. http://itb.biolgie.huberlin.de/ (diakses 27/01/ 2008)