Metabolisme Zinc Pada Manusia Dan Hewan (Anjing & Kucing)
Dietary
Zinc
Pada Manusia, Zinc tidak disimpan di dalam tubuh
sehingga dietary intake zinc secara konstan adalah hak yang essential.
Tabel 1. Kebutuhan zinc pada manusia
Pada
anjing dan kucing, zinc tersedia dan disimpan di jaringan tubuh
Tabel 2. Kebutuhan zinc pada anjing
Tabel 3. Jumlah kandungan zink dalam makanan
Zinc
secara normal didapat dari daging merah dan protein hewani lainnya, namun
kandungan zink yang ditemui tidak dalam jumlah yang tinggi. Zinc yang terikat
dengan ligan akan memfasilitasi untuk absorpsi. Pada kebanyakan tumbuhan
seperti jagung dan beras tidak berfungsi sebagai sumber zinc. Pada tumbuhan
terdapat pytate yang dapat menhambat absorosi zinc karena terjadinya chelated zinc. Tingginya insidensi
defisiensi zink\c dapat terjadi akibat diet protein hewan yang rendah,
mengkonsumsi banyak pytate, serta rendahnya kandungan zinc di tanah.
Keseimbangan Zinc (Zn)
Homeostatis zinc dipengaruhi oleh absorpsi
eksogenous zn, sekresi dan eksresi endogenous zinc (dari pancreas, biliar,
gastrointestinal seperti dari sel-sel desquamasi),serta reabsorpsi oleh ren.
Absorpsi
Zinc (Zn)
Absorpsi Zinc terjadi di usus halus melalui 2 cara
yaitu transport aktif dan transport pasif. Dalam Proses absorpsi zinc di usus
halus dipengaruhi oleh efek suatu zat seperti vitamin dan lain-lain yang dapat
berperan sebagai activator maupun inhibitor. Zinc yang terabsorpsi akan masuk
ke peredaran darah dan yang tidak terabsorpsi akan dieksresikan.
Gambar 1. Absoprsi zinc
Transport Zinc
Transport
zinc didarah dibawa oleh albumin, namun komponen plasma yang lain juga dapat
mengikat Zn seperti seperti α-2
macroglobulin, transferin, cystein, dan histidin. Transporter Zinc yang utama
terdiri dari 2 famili yaitu ZIP
(penting untuk Zn influx) dan ZnT (eksport
ion Zn dari sel).
ZIP
family transporters terdiri dari : hZIP1,
hZIP2, hZIP3 yang bertanggung
jawab dalam influx of Zn ke dalam sel.
Transorter ZnT terdiri dari ZnT-1, ZnT-2, ZnT-3, dan ZnT-4. ZnT-1 terdapat pada
semua organ, small intestine (basolateral membrane), ren (tubular cells),
plasenta , berfungsi fungsi dalam proses efflux. ZnT-2 terdapat pada intestine, ren,
testis, berfungsi dalam proses efflux dan intracellular vesicles. ZnT-3
terdapat pada otak (synaptic vesicles) dan testis, berfungsi dalam proses
influx dan intracellular retention. ZnT-4 terdapat pada glandula mamae dan
otak, berfungsi dalam proses efflux (into milk) dan lethal mouse transgenic.
Gambar 2. Transport zinc
Selain ZIP dan ZnT juga terdapat transporter zink
lainnya seperti DCT1 yang terdapat pada duodenum, jejenum, ren, dan bone
marrow. SIfat transporter ini non-spesifik. dimana Zn, Cd, Mn dan
Cu memiliki afinitas yang tinggi terhadap Fe, atau mineral lain yang pertama
kali diidentifikasi, sehingga terdapat kompetisis misalnya Zn dan Cu.
Gambar 3. Gambaran proyeksi dan spesifikasi jaringan pada
transporter zinc
Metabolisme Zinc
Zinc
yang terikat plasma di dalam darah akan menuju hepar dan kemudian akan
berikatan dengan hepatic metallothioneins. Metallaothioneins merupakan
protein yang penting dalam regulasi zinc dan diekpresikan di hepar, intestinum,pancreas, ren. Metallaothioneins berfungsi untuk menginduksi
banyak faktor seperti: detoksifikasi
logam berat, free radical
scavenging, redistribusi zinc
ditubuh pada kondisi infeksi akut dan stress. Hepatic metallothioninen dapat
menjadi zinc reservoir untuk melindungi dari defisiensi zinc. Tempat penyimpanan zink tidak spesifik namun
sel yang mengandung metallothionin dapat menjadi tempat penyimpanan.
Gambar 4. Metabolisme zinc
Distribusi Zinc
Tabel 4. Distribusi zinc pada manusia
Whole body (manusia)
|
1.5g
(female)-2.5g (male)
|
Muskulus skeletal
|
57%
|
Tulang
|
29%
|
Kulit
|
6%
|
Hepar
|
5%
|
Otak
|
1,5%
|
Ginjal
|
0,7%
|
Jantung
|
0,4%
|
Rambut
|
0,1%
|
Plasma darah
|
0,1%
|
Fungsi Zinc
Tabel 5. Fungsi zinc
Zinc merupakan mikronutrien yang essensial
berfungsi dalam:
|
Immune
response onset and regulation
|
Antioxidant
|
Enzymatic
cofactor
|
Spermatogenesis
and steroidgenesis
|
Vitamin
A metabolism
|
Insulin
storage and release
|
Energetic
metabolism
|
Proteins
synthesis
|
Stabilization
of macromolecules
|
Regulation
of the DNA transcription
|
Cellular
division
|
Gambar 5. Gambaran
fungsi zinc secara umum didalam tubuh
Gambar 6. Gambaran
fungsi zinc dalam system imun.
Gambar 7. Gambaran
fungsi zinc dalam system imun
Gambar 8. Gambaran
peranan zinc dalam jalur sinyal insulin.
Gangguan Metabolisme Zinc
Gangguan
metabolism zinc dapat terjadi akibar kelebihan zinc yang menyebabkan terjadinya
toksisitas dan kekurangan zinc yang menyebabkan terjadinya defisiensi zinc.
Tabel 6. Indikator untuk menentukan status zinc
Toksisitas Zinc Pada Manusia dan
Hewan
Gambar 9. skema toksisitas zinc pada manusia
Gambar 10. skema toksisitas zinc pada hewan
Defisiensi Zinc Pada Manusia dan
Hewan
Tabel 7. Gejala klinis akibat defisiensi zinc pada mansia
Tabel 8. Faktor yang mempengaruhi defisensi zinc pada hewan
Defisiensi Zinc Pada Anjing
Defisiensi
zinc pada anjing dapat menyebabkan terjadinya zinc responsive dermatotis. Zinc
responsive dermatitis dapat terjadi akibat adanya mal-absorpsi zinc maupun
factor inhereditas. Tanda-tanda dermalogy yang terlihat sepeti crusing, scaling, underlaying
suppuration disekitar wajah, elbow, scrotum, prepuce, vulva. Pada kondisi
kronis terjadi hiperpigmentasi dan extensively
crusted. Diagnosa dapat dilakukan melalui pemeriksaan fisik, biopsy kulit
dan didukung dengan riwayat hidup serta breed anjing. Treatment dapat dilakukan
dengan pemberian 10 mg zinc sulfate/kg/hari atau 1,7 mg zinc methionine/kg/ hari. Initial
dosis: 1 mg/element zinc/ hari untuk 30 hari. Respon perbaikan terlihat sekitar 6 minggu
Gambar 11. Gambaran krusta dan alopesia periocular dan perioral
pada Siberian husky
Gambar 12. Gambaran (a) Erythema pada
bibir, multifocal krusta pada dagu. (b) terlihat lesi krusta besar dan
beberapa yang kecil pada telapak kaki anak anjing (c) Lateral dari hind
limb terdapat area hypotrichosis dan krusta. (d) area interdigital
terlihat erythema dan krusta
Gambar 13. Gambaran
Krusta, epidermis dengan parakeratosis, infundibular
parakeratosis
menunjukkan pseudo-papillomatous pada epidermis dan sedikit area oedema dermis
bagian superficial (HE X 100).
Defisiensi Zinc Pada Kucing
Gambar 14. Gambaran
Lesi perioral akibat defisiensi zinc pada anak kucing
Gambar 15. Testis
kucing. (A) gambaran testis dengan diet zinc yang cukup, (B) defisiensi zinc,
menunjukkan degenerasi tubulus seminiferus
Daftar Pustaka
Atsushi Takeda. 2000. Movement
Of Zinc And Its Functional Significance In The Brain. Brain Research. Reviews
34:137-148.
Ackerman,
N., 2008. Companion animal nutrision. Elsevier.
Aspinall,
V., 2006. The complete textbook of veterinary nursing.Elsevier.
Ananda S. Prasad. 2008. Clinical, immunological, anti-inflammatory and antioxidant
roles of zinc. Experimental Gerontology 43:
370–377.
Adriane Pimenta Da Costa-val
Sandra Regina Marinho Gonçalvesi, Karita Dannille Assis Borges, Fernanada Dos Santos Alves, Lissandro Gonçalves Conceição, 2010. Zinc – Responsive Dermatosis In A Fila Brasile, Ciência Rural, Santa Maria, V.40, N.5, P.1214-1217
Case,
L.P., Carey,D.P., Hirakawa, D.A., dan Daristotle, L., 2000. Canine dan feline
nutritions, A resourse for companion animal professional. 2nd eds.
Mosby.
Haim Tapiero , dan Kenneth D. Tew, 2003. Trace elements in human
physiology and pathology: zinc and
metallothioneins.
Biomedicine & Pharmacotherapy 57:399–411.
Judith Jansea, Wolfram Karges,
Lothar Rink,
2009. Zinc and diabetes — clinical links and molecular mechanisms. Journal of
Nutritional Biochemistry 20: 399–417.
Kane.
E., J. G. Morris Q. R. Rogers., P. J. Ihrke and P. T. Cupps, 1981. Zinc
Deficiency in The Cat. J. Nutr. 111: 488-495.
Maria J Salgueiro, Marcela Zubillaga, Alexis
Lysionek,
Maria I Sarabia, Pharm; Ricardo Care, Tombs De Paoli, Alfiedo
Hager,
Ricardo Weill, And Jose
Boccio,
2000. Zinc As An Essential Micro Nutrient: A Review. Nutrition
Research, Vol. 20, No. 5, Pp. 737-755.
Nancy F. Krebs, 2000. Overview Of Zinc Absorption And Excretion In The
Human Gastrointestinal Tract. J. Nutr. 130: 1374s—1377s.
Peter D. Zalewskia, Ai Q.
Truong-tran, Dion Grosser, Lata Jayarama, Chiara
Murgia, Richard E. Ruffin. 2005. Zinc Metabolism In Airway Epithelium And
Airway Inflammation: Basic Mechanisms And Clinical Targets. A Review.
Pharmacology & Therapeutics 105:127– 149.
Robert
J. Cousins, Juan P. Liuzzi, And Louis A. Lichten. 2006. Mammalian Zinc Transport,Trafficking, And Signals. Journal Of Biological Chemistry. 281(34): 24085 – 24089.
Tim D. G. Watson. 1998. Diet And
Skin Disease In Dogs And Cats. J. Nutr. 128:
2783s–2789s.
Tilley,
L.P., dan Smith, F.W.K., 2000. The 5-minute veterinary consult canine and
feline third edition. Lippincott williams & wilkins.
Komentar
Posting Komentar