Etiology Theiler’s Murine Encephalomyelitis Virus


Etiologi          

Theiler’s murine encephalomyelitis virus (TMEV) sebagai penyebab Theiler’s murine encephalomyelitis merupakan virus yang tergolong sebagai picornavirus, berdasarkan susunan nukleotidanya virus ini tergolong genus cardiovirus tipe B (tabel 1) (Lipton, 1999).

Tabel 1. Tabel Klasifikasi Theiler’s murine encephalomyelitis virus (TMEV) dalam family Picornaviridae. TMEV tergolong genus cardiovirus (Lipton, 1999). TMEV dapat dibagi menjadi 2 subgrup yaitu GDVII dan TO. Subgrup GDVII terdiri dari strain GDVII dan FA sedangkan subgrup TO terdiri dari strain DA, BeAn8386 (BeAn) , dan WW (Tsunoda dan Fujinami 1996; 1999).
Keberadaan Klasifikasi TMEV pada famili Picornaviridae
Human enterovirus
Poliovirus, coxsackievirus, echovirus
Human rhinovirus

Hepatitis A virus

Aphthovirus
Foot-and-maouth disease virus
Cardiovirus

     Grup A
Mengo, MM,Columbia-SK, Maus Elberfeld
     Grup B
TMEV – GDVII: GDVII, FA; TO: DA, BeAn8386 (BeAn), WW
     Grup C   
Villuisk virus

Virus ini memiliki kapsid berbentuk icosahendral yang simentris, non-envelop, diameter 25-30 nm, dengan genome 7-8 kb, ssRNA positif, memiliki covalently linked protein (VPg) yang merupakan protein yang berikatan dengan genomenya pada ujung 5’ dari RNA via –OH dari tyrosine residue pada posisi 3’ dari VPg. Unjung 3’ dari RNA virus merupakan poli Adenin (gambar 1) (Carter dan Saunders, 2007).


Gambar 1. Gambaran virus Theiler’s murine encephalomyelitis virus (TMEV) dengan capsid berbentuk icosahendral simentris, ssRNA. Genome terdiri dari gene yang mengkode protein kaspid  (VP1, VP2, VP3, VP4)  dan gene yang mengkode non structural + VPg. Untuk mengkode kapsid poliprotein  P1 akan dipotong dengan protease yang dikode virus menjadi  VP0, VP3, VP1. VP0 akan dpecah menjadi VP2 dan VP4. Protein P2 akan dipecah menjadi 2A, 2B, dan 2C . Sedangkan protein P3 akan dipecah menjadi 3A, 3B, 3C, dan 3D. protein 2C merupakan ATPase, 3B meraupakan VPg, dan 3D merupakan RNA polymerase (Carter dan Saunders, 2007).


Pembagian subgroup TMEV menjadi GDVII dan TO berdasarkan kemampuannya menimbulkam penyakit di sistem syaraf pusat (SSP). Neurovirulensi yang tinggi terlihat pada strain GDVII dan FA yang menimbulkan fatal encephalitis dengan kematian yang cepat sekitar 1-2 minggu post infeksi (non persisten). Sedangkan neurovirulensi yang rendah terlihat pada strain DA dan BeAn namun dapat menyebabkan persisten infeksi di SSP pada strain tikus yang rentan dimana pada fase akut dapat menyebabkan poliencephalitis sekitar 1 minggu setelah infeksi dan fase kronis  menyebabkan demyelinating akibat inflamasi sekitar 1 bulan setelah infeksi (Tsunoda dan Fujinami 2010; Lipton et al., 2005).

Postingan populer dari blog ini

Metabolisme Zinc Pada Manusia Dan Hewan (Anjing & Kucing)

Ultrasonography (Usg) dan Aplikasinya Pada Pemeriksaan Organ Reproduksi Serta Diagnosa Kebuntingan & Foetal Sexing Pada Ternak

PROSEDUR HISTOLOGI: PEMBUATAN BLOK PARAFFIN DAN PEMOTONGAN