Mekanisme Kerja Obat Cacing: Salicylanilides
Mekanisme Kerja Obat Cacing: Salicylanilides
Salicylanilides (closantel, nitroxynil)
Salicylanilides aktif dalam melawan infestasi liver flukes dewasa (trematode). Salicylanilide bekerja sebagai protonophores yang menyebabkan ion hidrogen masuk ke bagian dalam membran mitokondria (Vercruysse dan Claerebout, 2014), menyebabkan kolaps-nya gradien proton pada membran mitokondria (Elsheikha et al., 2011), menyebabkan terjadinya uncoupling (pada transport elektron) pada proses fosforilasi oksidatif (sehingga mengganggu produksi ATP) (Vercruysse dan Claerebout, 2014; Starkov, 2008). Salicylanilides menstimulus integument cacing sehingga mempengaruhi masuknya ion calcium ke dalam pori-pori dan menginduksi kontraksi secara cepat serta paralisis pada trematode (Elsheikha et al., 2011).
Closantel
Closantel digunakan untuk mengobati ternak dari infestasi Fasciola immature dan dewasa serta nematode (EMEA, 2012). Penggunaan closantel tidak boleh digunakan pada domba laktasi yang susunya dikonsumsi oleh manusia (Jacobs dan Taylor, 2005). Pengguaan closantel biasanya dikombinasikan dengan obat lain seperti ivermectin dan levamisole. Penggunaan closantel pada hewan bunting dan laktasi harus dicek kembali keamanannya berdasarkan keterangan label produk yang akan digunakan, beberapa produk menyatakan closantel tidak aman bagi hewan bunting. Dosis penggunaan closantel pada domba 10 mg/kg per oral (Jacobs dan Taylor, 2005) atau 2.5-5 mg/kg secara injeksi subcutaneous (EMEA, 2012). Dosis penggunaan closantel pada sapi yaitu 2.5-5 mg/kg secara injeksi subcutaneous atau 20 mg/kg secara topical (EMEA, 2012).
Nitroxynil
Nitroxynil digunakan untuk mengobati ternak dari infestasi Fasciola immature dan dewasa (trematode) serta beberapa gastrointestinal roundworm (nematode) (Jacobs dan Taylor, 2005). Beberapa produk menyatakan nitroxynil aman untuk hewan bunting, namun perlu dicek kembali keamanannya berdasarkan keterangan label produk yang akan digunakan. Nitroxynill tidak boleh digunakan pada domba laktasi yang susunya dikonsumsi oleh manusia (Jacobs dan Taylor, 2005; EMEA, 2012). Nitroxynil memiliki efesiensi yang bagus untuk menghadapai infestasi F.hepatica pada sapi dan domba serta H. contortus namun karena adanya pengaruh metabolisme bakteri di rumen yang dapat menyebabkan hancurnya aktivitas nitroxynil, maka pemberian nitroxynil harus secara injeksi (Vercruysse dan Claerebout, 2014). Dosis penggunaan nitroxynil pada sapi dan domba yaitu 10 mg/kg secara injeksi subcutaneous (Jacobs dan Taylor, 2005; EMEA, 2012).
BACK TO: