PENGURUSAN FEEDLOT
Feedlot merupakan suatu
sistem pemeliharaan ternak secara intensif. Oleh karena itu, pengurusan yang
cekap diperlukan untuk menentukan kejayaan suatu projek feedlot. Pengurusan
feedlot dapat dibagi menjadi 4 bagian yaitu: pengurusan kandang dan kawasan
feedlot, pengurusan makanan, pengurusan ternak, dan pengurusan keuangan
(Hamali, 1988).
Pengurusan
Kandang dan Kawasan Feedlot
Pengurusan kandang
meliputi: pembersihan kandang, tempat makanan dan minuman, kawasan
sekelilingnya, serta pengendalian limbah.
Tempat makanan sebaiknya dibersihkan
setiap hari dan takungan minuman perlu
dicuci sekurangnya sekali seminggu. Kandang, laluan ternak, kandang jepit,
pagar dan pintu perlu diperbaiki dengan segera bila terdapat kerusakan (Hamali,
1988). Kotoran ternak di dalam kandang perlu dibersihkan setiap masa supaya
keadaan kandang selesa untuk ternak maupun bagi pekerja di kandang.
Pengurusan limbah (kotoran
ternak serta sisa pakan) juga merupakan bagian yang penting. Pengeluaran kotoran
dari pada seekor ternak lebih kurang 5-6% daripada berat badannya (Hamali,
1988). Kotoran ternak yang tidak dikelolah dengan baik dapat menimbulkan
masalah polusi udara (yang berbahaya bagi ternak maupun bagi pekerja) serta isu global warming.
Untuk memudahkan
pengurusan kotoran ternak, faktor design kandang sangat berpengaruh dalam
kemudahan proses pembersihan. Lantai kandang hendaklah memiliki kemiringan yang
cukup (5-15 derajat kearah saluran pembuangan) untuk memudahkan pengaliran air
serta kotoran saat dibersihkan serta dilengkapi dengan saluran pembuangan air
yang baik dan tertata. Kotoran ternak dapat dikelolah menjadi pupuk yang dapat
digunakan secara pribadi maupun dijual untuk menambah pendapatan
sampingan. Kotoran juga dapat dikelolah
dengan sistem biogas. Pemberian EM pada kotoran ternak dapat membantu
mempercepat proses penguraian serta mengurangkan bahkan menghilangkan bau kotoran.
Pengurusan
Makanan
Kos makanan meliputi
lebih kurang 25% daripada jumlah kos pengeluaran. Dengan demikian, bahan
makanan yang hendak digunakan perlu diteliti dari segi kos, ketersediaan, serta
mutu. Peternak haruslah mencuba mengurangkan kos makanan dengan tidak
mengurangkan mutu bahan makanan. Tujuan dalam pengurusan makanan adalah
menyediakan makanan yang bermutu mengikut keperluan ternak dengan kos yang
paling rendah (Hamali, 1988).
Untuk mencapai tujuan tersebut,
adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dan direcord atau dicatat dalam
pengurusan makanan yaitu:
- Jadual mendapatkan bekalan bahan-bahan stok makanan
- Pengawasan stok makanan,
- Persediaan makanan ternak.
- Informasi tentang kandungan nutrient makanan (perlu diperhatikan supaya proses menyusun formulasi pakan lengkap menjadi lebih sempurna)
- Record pengambilan bahan makan oleh ternak secara harian
- Checklist kekerapan pemberian makanan (2 atau 3 kali sehari)
- Checklist pembersihan tempat makanan dan takungan air minum
Semua record diatas bertujuan untuk memastikan ternak feedlot tidak
terputus bekalan makanan, makanan dan minuman yang disediakan selalu dalam
keadaan baik serta bersih sehingga program feedlot dapat berjalan dengan lancar.
Record-record di atas juga dapat dievaluasi dengan prestasi ternak sehingga
dapat mengesan apakan mutu pakan yang diberikan dari pembekal konsisten atau
tidak serta dalam kondisi baik atau tidak, serta apakah penyediaan makanan
berjalan dengan baik atau tidak.
Pengurusan
Ternak
Pengurusan ternak
meliputi aspek adaptasi hewan, pengaturan sapi pengganti, serta pengurusan
kesehatan ternak.
Sapi-sapi yang baru sampai mestilah diadaptasikan atau diberi
masa penyesuaian terhadap lingkungan baru sekurang-kurangnya 2 minggu sebelum
dimasukkan ke kandang penggemukan. Pergerakan ternak pada
masa penyesuaian mestilah dibatasi. Semasa peringkat adaptasi, makanan yang
disusunkan untuk sistem feedlot mulailah diperkenalkan sedikit demi sedikit
bersama rumput hijauan (Hamali, 1988).
Agar sistem feedlot tidak terputus, persiapan sapi pengganti adalah penting. Jenis sapi yang dipilih mestilah memiliki kemampuan pertambahan berat badan yang cepat. Dengan mencapai berat badan jualan yang cepat, kos penjagaan juga dapat dikurangkan. Untuk lebih detail dapat dilihat pada artikel Pemilihan Sapi Feedlot.
Adapun hal-hal yang
perlu dicatat atau direcord dalam pengurusan sapi feedlot sebagai berikut:
- Jenis sapi.
- Berat sapi saat dibeli
- Berat sapi saat di kandang
- Jumlah dan pengambilan bahan kering
- Jangka masa di dalam feedlot
- Berat saat di jual
- Record kesehatan ternak
Record kesehatan ternak
meliputi data vaksinasi, tindakan preventif, data penyakit yang menyerang
ternak, data pengujian penyakit (data waktu pengambilan sampel, jenis sampel
serta hasil laboratorium atau keterangan dokter hewan), angka kematian ternak,
penyebab kematian serta penggunaan obat-obatan.
Record penggunaan obat
meliputi jenis obat yang digunakan, ketersediaan obat, serta withdrawal period
obat. Pencatatan informasi penggunaan obat serta withdrawal period obat yang digunakan adalah sangat penting, karena
kondisi ternak yang telah diberi rawatan dengan obat tertentu haruslah telah
melewati dari withdrawal period suatu
obat sebelum ternak tersebut dipotong atau disembelih. Hal ini untuk memastikan
tidak adanya residu obat di dalam karkas yang mungkin terkonsumsi oleh manusia.
Untuk itu pemilihan obat dengan withdrawal
period yang singkat atau tanpa withdrawal
period (zero) mungkin diperlukan dalam
sistem feedlot.
Record penyebab
penyakit hewan adalah penting untuk diketahui dan didata. Ada kalanya
pengobatan tidak bersifat efektif dan ekonomis melihat kondisi ternak sehingga
untuk mengurangi kerugian peternak, dokter hewan akan menyarankan untuk
dilakukan penyembelihan sapi dikarenakan karkasnya masih bisa dikonsumsi. Namun
dalam tindak lanjut kedepan, peternak perlu memiliki pengetahuan lanjut
mengenai kondisi ternak sakit yang boleh disembelih dan yang tidak boleh
sembelih. Karena tidak semua sapi yang sakit boleh dipotong dan karkasnya boleh
dikonsumsi. Oleh karena itu pelatihan dan konsultasi oleh dokter hewan sangat
penting.
Pengurusan
Keuangan
Dalam pengurusan sistem
feedlot, kos sapi pengganti merupakan kos tertinggi. Kos sapi pengganti
tergantung kepada harga beli dan berat sapi. Kos ini dianggarkan mencapai 70%
dari kos pengeluaran. Oleh karena itu, harga belian sapi pengganti haruslah
tidak terlalu tinggi. Berat permulaan yang sesuai untuk penggemukkan sapi
secara feedlot adalah sekitar 150-200 kg (Hamali, 1988). Untuk menekan kos ini,
peternak harus teliti memilih jenis sapi yang sesuai untuk feedlot dengan harga
yang paling rendah.
Kos pengeluaran yang
cukup mempengaruhi selanjutnya adalah kos makanan yang diperkirakan sekitar 25%
dari kos pengeluaran. Oleh karena itu, bahan makanan yang akan digunakan perlu
diteliti dari segi harga, kesediaan, mutu bahan makanan dan diformulasi sesuai
dengan kebutuhan ternak (tidak kurang maupun tidak berlebihan) (Hamali, 1988). Diharapkan
dengan peternak dapat menyediakan makanan yang bermutu dengan harga yang paling
rendah sehingga prestasi ternak tetap terjaga dengan baik sehingga nantinya
harga jualan ternak yang didapat adalah tinggi.
Kos penengeluaran
lainnya seperti perumahan, sistem pembuangan limbah, peralatan dan penjagaan
diperkirakan sekitar 5% dari kos pengeluaran (Hamali, 1988).
Untuk mendapatkan
keuntungan, hasil jualan haruslah membiayai semua perbelanjaan yang telah
digunakan. Jika harga jualan tinggi, pendapatan kasar yang diperoleh juga akan
tinggi (Hamali, 1988).
Referensi
Hamali, A.Y., 1988.
Sistem Fidlot Lembu Pedaging. Teknol.
Ternakan, 4:15-22
Komentar
Posting Komentar