Radang Paha (Black Leg), Radang Mata (Pink Eye) Pada Sapi
Radang Paha (Black Leg)
Radang paha atau black leg
merupakan penyakit akibat infeksi bakteri Clostridium
chauvoei yang menyebakan kaki mengalami edema serta berwarna hitam. Hewan
yang terserang penyakit ini biasanya mati tiba-tiba (Akoso, 1996).
Gejala klinis
Ternak yang terserang penyakit ini biasanya mengalami pincang yang
diikuti terjadinya peradangan dibagian atas kaki dan meluas secara cepat. Jika
jaringan diraba akan terasa krepitasi yang disebabkan adanya pembentukan gas di
bawah kulit yang lekat. Anggota gerak terkesan sangat sakit, nafsu makan
berkurang serta proses ruminasi dapat terhenti. Perkembangan penyakit sangat
cepat, hewan terdengan mendengkur dan gigi gemertak. Kematian terjadi mendadak
antar 1-2 hari setelah timbul gejala, dan dapat juga terjadi pendarahan lewat
hidung dan anus, sementara kulit yang luka berwarna kehitaman atau coklat gelap
(Akoso, 1996) begitu juga dengan musculus yang terinfeksi akan berwarna hitam.
Gambar 1. Black leg pada
sapi. Terlihat gejala klinis pada hewan yang terserang black leg seperti
pembengkakakn pada bagian paha dengan bagian kaki yang sakit serta ekor
terlihat pada posisi diangkat (A) (Wikipedia, 2017). Bila di lakukan
pemeriksaan patologis akan terlihat musculus yang berwarna hitam (B) (Department
of Pathology, University Guelph, 2016).
Pengendalian
Untuk mengatasi permasalahan ini, sapi-sapi yang baru dimasukkan
ke dalam sistem feedlot perlulah diberi suntikan vaksin Clostridium (Hamali,
1988).
Ternak yang menderita radang paha atau black leg dilarang untuk dipotong untuk dikonsumsi dagingnya. Bangkai
sapi yang terserang penyakit ini harus dimusnahkan dengan cara dibakar dan
dikubur dibawah pengawasan dokter hewan. Kandang serta peralatan harus
dibebashamakan dengan desinfektan (Akoso, 1996).
Radang Mata (Pink Eye)
Pink eye merupakan penyakit pada
mata yang dapat menyebabkan mata menjadi merah dan selanjutnya menjadi keruh
serta kebutaan. Gangguan penglhatan yang terjadi menyebabkan gangguan dalam
mencari makanan sehingga dapat menyebabkan pada penurunan berat badan. Pink eye
pada sapi biasanyadisebabkan oleh bakteri (Moraxella
bovis), namun juga dapat disebabkan oleh virus, riketsia atau klamidia.
Penyakit ini dapat menular melalui debu, lalat, percikan air yang terkontaminas
dengan agen penyakit. Pada musim panas, penyakit ini sering muncul dikarenakan
banyaknya lalat dan debu. Vektor penting pada penyakit ini yaitu lalat Musca autumnalis yang sering hinggap di
dekat mata (Akoso, 1996).
Gejala klinis
Pada tahap awal, penyakit ini akan menyebabkan pembendungan
pembuluh darah pada mukosa mata. Hewan akan banyak mengeluarkan air mata. Suhu
tubuh mungkin mengalami kenaikan serta diikuti penurunan nafsu makan tergantung
oleh penyebab dan tingkat keparahan penyakit. Kornea mata akan menjadi keruh
dimulai dari tengah dan menyebar kearah luar. Selanjutnya dapar terjadi
keradangan serta mukopurulent pada mukosa mata. Hewan dapat sembuh 3-5 minggu
kemudian yang ditandai dengan berkurangnya kekeruhan, namun kekeruhan kornea
yang parah dapat menyebabkan kebutaan (Akoso, 1996).
Gambar 2. Gambaran tingkat
keparahan kornea mata yang terserang pink
eye dari ringan (1), sedang (2), parah (3), dan sangat parah (4) (Gambar
oleh Totally Vets, 2008).
Terapi
Pengobatan hewan yang mengalami pink eye dapat dilakukan dengan pemberian salep atau tetes mata
yang mengandung antibiotic spectrum luas. Pengobatan secara efektif dapat
dilakukan dengan bantuan dokter hewan (Akoso, 1996).
Hewan yang mengalami pink
eye dapat dipotong dan dagingnya dapat dikonsumsi. Pemotongan paksa
biasanya dilakukan atas pertimbangan menurunnya produktivitas ternak (Akoso,
1996).
BACK TO:
Komentar
Posting Komentar