GAMBARAN PATOLOGI DAN PERUBAHAN GENETIK PADA TUMOR OTAK (MALIGNAT GLIOMA) MELALUI PAPARAN 1,3-BUTADIENE PADA MENCIT B6C3F1
Pendahuluan
Sepuluh dari 500 studi National Toxicology Program (NTP)
menunjukkkan hasil yang kurang jelas dari efek karsinogenik pada otak mencit
F344 brain (Melnick and Huff, 1992; Sills et al., 1999). Dan sistem syaraf pada mencit B6C3F1 belum pernah dijadikan target
untuk karsinogenik secara kimiawi pada pengujian di NTP (Sills et al., 1999). Terdapat 1 spontaneous malignat glioma yang
ditemukan pada 1100 kamar tikus (jantan) pada studi NTP, namun spontaneous malignant glioma
negatif dari mutasi pada gene ras K, H dan ekson 5-8 dari gene p53, serta ekspresi protein p53 tidak terdeteksi melalui
pewarnaan imunohistokimia seperti halnya perubahan genetik pada malignant glioma manusia (Haseman et al.,
1999).
Paparan inhalasi 1,3-butadiene pada tikus
Sprague-Dawley tidak menginduksi tumor otak (Owen et al., 1987). Namun terjadi perkembangan malignant glioma dan
neuroblastoma pada mencit B6C3F1 yang dipaparkan 1,3-butadiene dan hasil ini
memberi kesempatan untuk membandingkan perubahan genetik yang terjadi antara
tumor otak mencit dan manusia (NTP, 1984, 1993). Paparan
mencit dengan 1,3-butadiene juga meningkatkan insidensi tumor pada sistem organ
secara multiple dan mutasi pada tumor
suppressor gene dan oncogene yang
sering terdeteksi (Hong et al.,
2000; Walker and Meng,
2000; Zhuang et al., 2000; Sills et al.,
2001; Zhuang et al., 2002).
Berdasarkan studi tumor otak (malignat
glioma) pada mencit B6C3F1 yang diekspos 1,3-butadiene, kandidat gene yang
umumnya mengalami perubahan pada otak manusia
(p53, Ink4a/Arf, PTEN) akan dianalisa. Sebagai tambahan
perubahan genetik ras K dan H juga akan diamati. Berdasarkan hasil studi ini
diharapkan dapat menunjukkan adanya kesempatan ke depan untuk lebih memahami
proses neurokarsinogenesis termasuk mempelajari peranan potensial bahan kimia
dilingkungan sebagai agen menyebab perkembangan tumor otak yang terjadi pada
manusia.
METODE PENELITIAN (berdasarkan penelitian Kim et al., 2015 )
Gambar 1. Skema
ringkasan metode penelitian
Induksi Tumor Otak
Induksi tumor otak
dilakukan pada mencit B6C3F1 jantan yang
berumur 6-8 minggu dengan cara dipaparkan dengan 200, 312, 625, atau
1250 ppm 1,3-butadiene secara inhalasi selama 6 jam per hari, 5 hari per minggu
selama 13, 26, 40 atau 60 minggu dan dibiarkan lebih
kurang selama 2 tahun (NTP, 1984; 1993).
Prosedur Rutin Histologi
Otak muncul tumor akibat paparan 1,3-butadiene
dan dibiarkan selama 2 tahun kemudian dibuat preparat histologi sesuai
prosedural rutin histologi. Otak difiksasi dalam neutral buffered formalin 10% kemudian diblok dalam paraffin.
Jaringan diiris secara serial dengan ketebalan 5 μm untuk analisis histologi
dan imunohistokimia (IHC) dan 10μm untuk isolasi DNA guna kepentingan PCR.
Pewarnaan Jaringan (HE dan IHC)
Irisan jaringan dengan ketebalan 5μm
diwarnai dengan Hematoxylin dan Eosin (HE) untuk melihat histopatologi jaringan
secara umum. Selain itu juga dilakukan pewarnan imunohistokimia untuk melihat
ekspresi gen atau keberadaan protein tertentu (p53).
Pada pewarnaan imunohistokimia (IHC),
setelah slide yang telah ditempeli jaringan (irisan) diinkubasi dengan H2O2 2% dalam methanol, kemudian
dibilas dalam PBS 3 kali. Untuk antigen retrieval, digunakan 10 mM citrate
buffer (pH 6.0) dalam pressure cooker selama
4 menit, kemudian didinginkan dalam PBS selama 20 menit. Irisan diinkubasi
dengan normal goat serum (1/20 dalam PBS) selama 30 menit untuk menurunkan
ikatan yang tidak spesifik kemudian di inkubasi dengan antibodi primer (NCL-p53-CM5p,
Novocastra Laboratories Ltd, Newcastle, UK, pengenceran 1/500) selama 60 menit
pada suhu ruang. Selanjutnya diinkubasi dengan antibodi sekunder Vectastain
Elite Vector Rabbit kit (Ig-6101, Vector Lab Inc, Burlingam, CA, USA). Kromogen
yang digunakan adalah diaminobenzidin
tetrahydrochloride (0.05g dalam Tris buffer H2O2).
Irisan di counterstaining dengan Gill’s hematoxylin selama 30 detik dan dibilas
dengan PBS 3 kali, didehidrasi dalam
ethanol bertingkat dan xylol, serta di mounting dengan larutan Eukitt.
Sequencing
Sebelum dilakukannya sequencing,
dilakukan tahapan isolasi dan DNA serta PCR untuk amplifikasi gene. Metode
isolasi DNA, PCR dan Sequencing (serta primer) berdasarkan Hong et al. (2000). Singkatnya DNA diisolasi dari irisan blok parafin yang mengandung
neoplasma otak menggunakan DNAeasy tissue kit (QIAGEN Inc., Valencia, CA). DNA
diamplifikasi dengan polymerase chain reaction (PCR), menggunakan nested primer
untuk ras K dan H. Touch-down PCR dihasilkan dari ekson 5 sampai 8 gene p53.
Kontrol normal untuk ras K dan H atau gene p53 dan tanpa kontrol DNA di-running pada pengaturan reaksi yang
sama. Hasil produk PCR dipurifikasi dengan QIAquick Gel Extraction Kit (QIAGEN,
Valenicia, CA) kemudian digunakan untuk sequencing.
Pada sequencing digunakan sequencing kit (U.S. Biochemical,
Cleveland, OH) serta α-33P-dideoxynucleotide (ddNTP) terminators
(A,C,G,T). Dalam proses sequencing, gene diamplifikasi dengan primer sequencing
dan dilakukan 2 amplifikasi reaksi dari DNA asli untuk mengidentifikasi mutasi.
Analisis kehilangan
heterozygositi (Loss of Heterozygosity / LOH) tumor otak mencit
Analisis alleotype berdasarkan Klein et al. (2000). Tumor otak diiris dari irisan blok parafin menggunakan razor blade tanpa
mengambil bagian otak yang normal. Glioma dan neuroblastoma didigesti dalam
tail buffer (50 mM KCl, 10 mM Tris/HCl pH 9.0, 0.45% Nonidet P-40, 0.45% Tween
20) dengan 0.1 mg/ml Proteinase K (Roche, Indianapolis, IN) selama 5 jam pada
suhu 55°C pada 400 rpm. Proteinase K
diinaktivasi dengan pemanasan pada sampel selama 15 menit pada suhu 85°C. Dua μl DNA digunakan untuk
analisis LOH dengan cara di PCR. Reaksi sesuai standar yaitu denaturation 2
menit pada suhu 94°C diikuti 30 siklus (40 detik pada suhu pada suhu 94°C, 50 detik pada suhu 55°C, 30
detik suhu 72°C), and 10 menit 72°C untuk siklus thermal akhir (GeneAmp PCR
9700, Applied Biosystem, Foster City, CA). Produk PCR di loading dalam gel
agarose 2% untuk memisahkan allele C57BL/6 dan C3H. Kontrol
postif berasal dari genomik DNA mencit yang memiliki C57BL/6-C3H, sedangkan
kontrol negatif menggunakan air pada reaksi PCR dielektroforesis. Markers yang digunakan untuk analisis LOH yaitu
D11Mit320 (ca 0.3 cM from p53), D19Mit19 (ca 1.7 cM from PTEN),
and D4Mit27 (ca 7.7 cM from Ink4a/Arf) [http://www-genome.wi.mit.edu]; [http://www.informatics.jax.org].
HASIL
Terdapat enam maglinant glioma mecit B6C3F1 yang
dipaparkan 1,3-butadiene (tabel 1) yang dideteksi dengan cara dinekropsi. Semua
malignant glioma berada di anterior atau lobus olfaktori serebrum (gambar 2a).
Hasil HE dan IHC. Secara mikroskopik, glioma mengalami dermacated,
dilapisis massa seluler dan infiltrasi neutrofil di lobus olfactori. Sel tumor menginvasi
parenkima serebrum (gambar
2b). Malignant glioma
mengandung pleomorphic dan sedikit sel glial
yang terdiferensiasi dengan nukleus yang besar (gambar 2c) yang dikarakteristikkan dengan adanya gambaran mitotik.
Terdapat jelas area yang nekrosis dan pembuluh darah dengan sel endothel yang
berproliferasi ) Secara imunohistokimia, 3 dari 5 maglinant glioma menunjukkan
akumulasi protein p53 pada nukleus (gambar 2d) (Kim et al., 2005).
Gambar 2.Gambaran malignant glioma hasil paparan 1,3-butadiene pada mencit B6C3F1 (Kim et al.,2005)
- Otak: mencit B6C3F1 jantan dengan 625 ppm 1,3-butadiene selama 26
minggu dan dibiarkan selama 2
tahun. Malignat glioma: jaringan neoplastik berwarna putih (panah) pada
lobus olfaktori serebrum. Bar = 0.45 cm.
- Otak: mencit B6C3F1 jantan dengan 625 ppm 1,3-butadiene selama 26
minggu dan dibiarkan selama 2
tahun. Malignat glioma: jaringan neoplastik berwarna putih (panah) pada
lobus olfaktori serebrum. Sel neoplastik mengambil alih dan infiltrasi
pada parenlim otak. H&E. Bar = 250 μm.
- Otak: mencit B6C3F1 jantan dengan 625 ppm 1,3-butadiene selama 26
minggu dan dibiarkan selama 2
tahun. Malignat glioma: sel neoplastik tersusun difus / menyebar,
pleomorphik, sedikit diferensiasi, dan mengandung inti yang besar (panah
panjang). terdapata gambaran mitotik (panah pendek). H&E. Bar = 70μm.
- Otak: mencit B6C3F1 jantan dengan 625 ppm 1,3-butadiene sealama 26
minggu dan dibiarkan selama 2
tahun. Malignat glioma: adanya akumulasi protein p53 (coklat) pada inti
dari sel neoplastik. Metode kompleks Avidin-biotin peroxidase ntuk deteksi
protein p53 dengan counterstain hematoxylin. Bar = 70 μm.
Hasil
Sequencing. Enam malignant
glioma dari mencit B6C3F1 yang diekpos 1,3-butadiene dianalisa genetiknya dan
terdapat perubahan pada gene p53 dan ras
H tetapi tidak terjadi mutasi pada ras K (table 2). Mutasi missense pada ekson 5-8 terdeteksi pada 3 dari
6 malignant glioma yaitu mutasi p53 diindetifikasi pada kodon 170, 192, 263
dimana terjadi transisi G menjadi A.
Hasil
Analisa LOH. Kehilangan
heterozigositas (LOH) dianalisis
pada gen p53, Ink4a/Arf, dan pten. Teramati
pada 4 dari 5 malignant glioma, semua tumor memperlihatkan hilangnya C3H(H)
allele dengan pengecualian 1 tumor
dengan kehilangan parsial C57(B) allele pada gene p53 (gambar 6). LOH juga teramati di C57(B) allele pada gen Ink4a/Arf pada semua maglinant
glioma. Namun tidak jumpai adanya LOH pada lokus di dekat gen pten.
Gambar 3. Analisis Loss of Heterozygosity (LOH)
terhadap gene p53 pada tumor otak dari mencit B6C3F1 yang diekspos dengan
1,3-butadiene. Analisis digunakan primer PCR terhadap mikrosatelit marker
D11Mit320 near p53. Sampel 3# (malignant glioma) menunjukkan hilangnya
wild-type allele C3H. Sampel 4# (malignat glioma) terlihat kehilangan secara
parsial wild-type pada allele C57BL/6. (Kim et
al.,2005).
Daftar
pustaka
Haseman, J. K., Elwell, M. R., and Hailey, J. R. (1999).
Neoplasm incidences in B6C3F1 mice: NTP historical data. In Pathology of the
Mouse (R. R. Maronpot, ed.), pp. 679–90. Cache River Press, Vienna, IL.
Hong, H.
H., Devereux, T. R., Melnick, R. L., Moomaw, C. R., Boorman, G. A., and Sills,
R. C., 2000. Mutations of ras protooncogenes and p53 tumor suppressor gene in
cardiac hemangiosarcomas from B6C3F1 mice exposed to 1,3-butadiene for 2 years.
Toxicol Pathol 28, 529–34.
Kim, Y., Hong, HH., Lachat, Y., Clayton, N.P., Devereux,
T.R., Melnick, R.L., Hegi, M.E, dan Sills, R.C., 2005. Genetic alterations in
brain tumors following 1,3-butadiene exposure in B6C3F1 mice. Toxicol Pathol., 33(3):307-12.
Melnick, R. L., and Huff, J. (1992). 1,3-Butadiene:
toxicity and carcinogenicity in laboratory animals and in humans. Rev
Environ Contam Toxicol 124,
111–44.
National Toxicology Program (1984). Toxicology and
Carcinogenesis Studies of 1,3-Butadiene (CAS No. 106-99-0) in B6C3F1 Mice
(Inhalation Studies). NTP TR 288, NIH Publication No. 84-2544. NIEHS, Research
Triangle Park, NC.
National Toxicology Program (1993). Toxicology and
Carcinogenesis Studies of 1,3-Butadiene (CAS No. 106-99-0) in B6C3F1 Mice
(Inhalation Studies). NTP TR 434, NIH Publication No. 93-3165. NIEHS, Research
Triangle Park, NC.
Owen, P. E., Glaister, J. R., Gaunt, I. F., and
Pullinger, D. H. (1987). Inhalation toxicity studies with 1,3-butadiene, 3. Two
year toxicity/carcinogenicity study in rats. Am Ind Hyg Assoc J 48, 407–13.
Sills, R. C., Hong, H. L., Boorman, G. A., Devereux, T.
R., and Melnick, R. L. (2001). Point mutations of K-ras and H-ras genes in
forestomach neoplasms from control B6C3F1 mice and following exposure to 1,3-
butadiene, isoprene or chloroprene for up to 2-years. Chem Biol Interact
135–136, 373–86.
Walker, V. E., and Meng, Q. (2000). Part III: In vivo
mutation of the endogenous hrpt genes of mice and rats by 1,3-butadiens
and its metabolites. In: 1,3- Butadiene: Cancer, Mutations, and Adducts.
Research Report 92. Health Effects Institute, Cambridge, MA.
Zhuang, S. M., Wiseman, R. W., and Soderkvist, P.
(2000). Mutation analysis of the pRb pathway in 2_,3_-dideoxycytidine- and 1,3-butadiene-induced mouse
lymphomas. Cancer Lett 152,
129–34.
Zhuang, S. M.,Wiseman, R.W., and Soderkvist, P. (2002).
Frequent mutations of the Trp53, Hras1 and beta-catenin (Catnb) genes in
1,3-butadiene-induced mammary adenocarcinomas in B6C3F1 mice. Oncogene 21, 5643– 8.